SODACAN – Di tengah arus digitalisasi yang kian deras, budaya menonton film turut mengalami transformasi. Salah satu wujud nyata dari pergeseran ini adalah popularitas Letterboxd, sebuah platform media sosial berbasis katalog film yang kian digandrungi para penggemar sinema. Letterboxd bukan hanya menjadi tempat mencatat film yang ditonton, tetapi juga ruang berbagi opini, rekomendasi, hingga membentuk komunitas virtual berbasis minat yang sama.
Didirikan pada tahun 2011 di Selandia Baru, Letterboxd kini menjelma menjadi ruang alternatif bagi para pencinta film dari berbagai latar belakang. Pengguna bisa memberi rating, menulis ulasan, membuat daftar film pilihan, hingga melihat statistik tontonan pribadi mereka. Tampilan antarmuka yang sederhana namun elegan menjadikannya mudah diakses, baik oleh penikmat film kasual maupun pengamat film serius.
Uniknya, Letterboxd berhasil menciptakan nuansa komunitas yang hangat dan inklusif. Tidak seperti situs ulasan film profesional yang sering kali terasa kaku, Letterboxd memberi ruang ekspresi yang bebas, bahkan humoris. Di sinilah pengguna bisa menemukan ulasan film yang jenaka, sinis, atau sangat personal—membuat pengalaman membaca ulasan tak kalah seru dari menonton film itu sendiri.
Popularitas Letterboxd meningkat signifikan terutama selama masa pandemi. Saat bioskop tutup dan waktu luang melimpah, banyak orang mulai mencari cara untuk tetap terhubung dengan dunia film. Letterboxd menjadi pelampiasan kreatif dan sosial, tempat orang mengekspresikan kecintaan mereka terhadap film, mencari rekomendasi, dan menjelajahi katalog film dari berbagai era dan genre.
Baca Juga: Jadi Dunia Fiksi, Inilah Wadah Utama menulis Alternative Universe!

Platform ini juga mendorong lahirnya tren baru, seperti tren “our rainbow movie trend” yang didalamnya berisi cover-cover film berdasarkan warna Pelangi dan tren membuat daftar film tematik, “film yang bikin nangis”, “film untuk ditonton saat hujan”, atau “film terbaik versi pribadi tahun ini”. Tren ini memperlihatkan bagaimana Letterboxd tidak hanya mendokumentasikan pengalaman menonton, tetapi juga mengajak penggunanya merenung dan berinteraksi secara emosional dengan apa yang mereka tonton.
Selain itu, Letterboxd memiliki dampak nyata terhadap cara distribusi dan promosi film. Beberapa film independen mendapat perhatian luas setelah mendapat ulasan positif di platform ini. Hal ini menjadikan Letterboxd sebagai salah satu barometer selera dan tren film yang patut diperhitungkan, terutama di kalangan generasi muda.
Kini, menonton film bukan lagi aktivitas yang berakhir saat layar gelap. Bersama Letterboxd, film menjadi bahan obrolan, bahan tulisan, bahkan identitas digital. Di era di mana semua bisa dibagikan, Letterboxd menawarkan tempat yang pas bagi siapa saja yang percaya bahwa setiap film layak untuk dibicarakan.