SODACAN – Di tengah dunia musik yang makin cepat dan penuh eksperimen digital, kadang kita lupa gimana rasanya mendengar lagu yang simpel tapi punya rasa. Nah, di saat industri musik sibuk mengejar viralitas, muncullah satu nama yang malah bikin kita menoleh ke belakang dan itu bukan hal buruk. Kenalan dulu sama Wijaya 80, trio musik Indonesia yang lagi rame dibicarakan karena pilihan gayanya yang unik, pop retro ala tahun 1980-an.
Band ini digawangi oleh tiga musisi keren yakni Ardhito Pramono, Erikson Jayanto, dan Hezky Joe mereka begitu kompak membawa kembali nuansa klasik ke tengah arus musik modern. Musik mereka terdengar seperti nostalgia, tapi bukan yang bikin bosan. Justru bikin kangen dan segar di saat bersamaan.
Lagu-lagu Wijaya 80 punya sentuhan khas seperti melodi manis, aransemen simpel, dan lirik yang jujur. Coba dengerin Terakhir Kali atau Anak Muda, dua lagu yang sekali di dengar langsung nempel di telinga. Gaya musik mereka seperti mesin waktu yang bawa kita ke masa kaset pita dan radio tape, tapi dibungkus dengan produksi yang rapi dan kekinian. Jadi, meskipun bernuansa lama, tetap nyaman buat dinikmati anak zaman sekarang.

Yang menarik dari mereka, Wijaya 80 nggak cuma fokus ke musik. Visual mereka juga totalitas banget. Dari logo band, desain sampul EP, sampai video klip, semuanya bernuansa retro. Penuh warna neon, efek VHS, dan gaya vintage yang bikin kita serasa lagi nonton MTV tahun 80-an. Bahkan nama Wijaya 80 sendiri terinspirasi dari lokasi studio mereka di Jalan Wijaya, Jakarta, dan tentu saja semangat era 80-an itu sendiri.
Bagi Wijaya 80, gaya retro bukan cuma soal estetika atau gimmick. Ini cara mereka menyampaikan cerita dan perasaan lewat musik dengan cara yang hangat dan relatable. Di saat banyak musisi berlomba-lomba jadi “berbeda”, mereka justru kembali ke akar, dan hasilnya malah terasa sangat fresh.
Baca Juga: Lagu You’ll Be in My Heart Kembali viral Setelah Dua Dekade

EP perdana mereka, Perjumpaan, jadi bukti nyata bahwa musik 80-an masih punya tempat di hati banyak orang. Apalagi buat pendengar yang tumbuh dengan lagu-lagu jadul, atau generasi baru yang lagi cari alternatif dari musik pop mainstream. Wijaya 80 hadir sebagai jembatan yang mempertemukan dua dunia antara masa lalu dan masa kini.
Wijaya 80 bukan sekadar band yang bawa gaya lama. Mereka adalah bukti kalau musik yang tulus dan penuh karakter nggak pernah ketinggalan zaman. Di tengah dunia yang serba cepat, kadang kita butuh jeda, dan musik mereka adalah jeda yang pas. Hangat, mengalun, dan bikin kita senyum-senyum sendiri sambil mengenang sesuatu… bahkan kalau kita sendiri nggak tahu apa yang sedang dikenang.