SODACAN – Konser K-Pop yang berlangsung di Indonesia memiliki atmosfer yang tak kalah seru dari negara asalnya. Suasana konser sangat meriah dengan penggemar yang ikut bernyanyi bersama sang idolanya. Di balik lautan lightstick dan jeritan penggemar, ada satu aturan tak tertulis yang harus ditaati: rekam dalam eye level. Salah sedikit? Siap-siap ditegur penggemar lain di tempat itu juga, atau lebih parahnya kamu bisa diviralin karena mengganggu penonton lain.
Dalam konser K-Pop, merekam dengan kamera atau ponsel bukanlah menjadi masalah. Namun tentang bagaimana cara merekam konser tersebut yang menyangkut etika komunitas. Budaya eye level—yaitu merekam sejajar dengan mata tanpa menghalangi penonton lain—telah menjadi aturan tak tertulis yang dipegang oleh penggemar K-Pop di Indonesia. Penggemar yang mereka lewat dari eye level akan mendapat teguran, baik secara langsung maupun lewat sindiran di media sosial. Hal ini mencerminkan budaya yang kental dan solidaritas penggemar K-Pop untuk menjaga pengalaman menonton bersama tetap nyaman dan adil bagi semua penonton.
Di Indonesia, budaya merekam konser K-Pop eye level sudah menjadi aturan tak tertulis yang dihormati oleh banyak penggemar. Namun berbeda dengan Indonesia, di Bangkok, Thailand, budaya ini belum ada dan penggemar cenderung merekam dengan bebas. Pengguna X, @Shinjiii_Lee, membagikan perbedaan konser SEVENTEEN Right Here di Bangkok dan Jakarta. Dalam foto tersebut menunjukkan penggemar di Bangkok merekam idolanya dengan mengangkat ponselnya di atas kepala, sedangkan di Indonesia semua penggemar merekam dengan eye level.
Baca Juga: ‘Aku Cuma Lihat Layarnya!’ Bikin MyDay dan Knetz ikut Geram!

Sementara itu, di konser non-K-Pop di Indonesia, ponsel yang terangkat tinggi hampir menjadi pemandangan biasa yang membuat kenyamanan bersama sering kali terabaikan. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengguna X, @Jjoshforu, yang berbagi pengalamannya. “Bad experience for the first time nonton konser non K-Pop standing wkwkwk, ga ngerti kalimat eye level deh orang,” tulisnya dengan menyindir kebiasaan penggemar yang mengangkat ponsel tinggi-tinggi saat konser. “Nonton Maroon 5❌, nonton HP orang ✅,” tambahnya, menunjukkan betapa mengganggunya pemandangan ponsel yang menghalangi pandangan. Unggahan tersebut menunjukkan kontras besar dengan konser K-Pop, di mana penggemar sudah terbiasa dengan budaya eye level.
Meskipun ini merupakan budaya dan aturan tak tertulis dalam konser K-Pop, masih ada beberapa penggemar yang tetap melanggarnya. Tentunya penggemar lain tidak akan diam ketika hal itu terjadi. Mereka akan segera menegur atau meneriaki secara langsung, namun jika hal tersebut tidak mempan, mereka akan membagikannya ke media sosial.

Budaya eye level di konser K-Pop Indonesia mencerminkan solidaritas penggemar yang ingin menjaga kenyamanan bersama. Meskipun aturan ini tak tertulis, penggemar K-Pop di Indonesia terus mempertahankannya sebagai bagian dari pengalaman menonton yang lebih menyenangkan dan adil bagi semua. Jadi, bagi kamu yang akan nonton konser K-Pop, harap perhatikan budaya ini agar tidak ditegur atau dihujat oleh penggemar lain. Akan lebih baik lagi jika budaya ini juga diterapkan di konser-konser lokal lainnya, sehingga kenyamanan dan keadilan bagi semua penonton dapat terjaga selama konser.