Taylor Swift Berhasil Rebut Kembali Hak Cipta Album Miliknya

SODACAN – Ada kabar membanggakan sekaligus menginspirasi dari dunia musik internasional. Setelah bertahun-tahun jadi topik hangat, Taylor Swift akhirnya berhasil ambil alih lagi hak cipta master dari enam album pertamanya. Yep, semua lagu yang dulu ngebentuk awal kariernya sekarang udah resmi jadi miliknya sendiri.


Buat kalian yang mungkin baru ngikutin, Taylor sempat kehilangan hak atas rekaman master albumnya gara-gara kontrak dengan label lamanya, Big Machine Records. Masalahnya makin panas ketika label itu dijual ke manajer musik Scooter Braun di tahun 2019 dan yang bikin Taylor marah, semua itu terjadi tanpa sepengetahuannya.


Album yang berhasil dibeli kembali oleh Taylor Swift dari label lamanya. (Source: instagram.com/taylorswift)

Album-album yang dimaksud termasuk Taylor Swift, Fearless, Speak Now, Red, 1989, dan Reputation. Semua karya yang punya tempat spesial di hati para fans itu sempat nggak ada dalam kontrol Taylor sendiri. Nggak heran kalau dia ngerasa kecewa dan ngerasa seperti “kehilangan bagian dari dirinya”.


Baca Juga: Konser Teatrikal Nadine Amizah, Rayakan Lima Tahun Album “Selamat Ulang Tahun”


Tapi Taylor bukan tipe yang tinggal diam. Sebagai bentuk perlawanan, dia mulai ngerilis ulang album-album itu dalam versi “Taylor’s Version”. Tujuannya? Supaya fans bisa dengerin versi yang sepenuhnya dia punya, baik secara hak cipta maupun secara emosional.


Usaha Taylor ini nggak cuma sukses secara musikal, tapi juga dapet dukungan penuh dari publik dan sesama musisi. Bahkan beberapa “Taylor’s Version” masuk chart nomor satu dan berhasil nyabet berbagai penghargaan. Swifties juga ramai-ramai boikot versi lama, dan milih streaming versi yang direkam ulang.


Akhirnya, di tahun 2025 ini, Taylor resmi membeli kembali hak master aslinya dari Shamrock Capital perusahaan investasi yang megang rekaman tersebut setelah dibeli dari Scooter. Walau nilai transaksinya nggak dipublikasikan, kabarnya prosesnya berjalan profesional dan penuh rasa saling menghormati.


Dalam pernyataannya, Taylor bilang kalau ini adalah salah satu momen paling bermakna dalam hidupnya. Buat dia, musik adalah catatan perjalanan hidup, dan punya kontrol atas karyanya sendiri adalah sesuatu yang priceless.


Langkah Taylor ini bukan cuma soal hak cipta, tapi juga jadi simbol penting buat seluruh industri musik. Dia buktiin kalau musisi punya hak buat ngatur arah kariernya sendiri dan nggak harus tunduk sama sistem yang merugikan.

So, Sippers, perjuangan Taylor bukan cuma soal musik, tapi juga tentang keberanian buat ngambil kembali apa yang jadi milik sendiri. Proud of you, Tay!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top