SODACAN – Di tengah-tengah kesibukan rutinitas, tak jarang orang yang melakukan self reward atau perayaan atau pencapaian diri sendiri. Self reward biasa dilakukan dengan cara yang unik, mulai dari membeli barang yang diinginkan, makan makanan enak, jalan-jalan, bahkan liburan. Self reward sudah menjadi tren dalam masyarakat modern saat ini.
Meski banyak orang percaya bahwa self reward adalah cara sehat untuk menghargai diri sendiri, tetapi muncul banyak pertanyaan, apakah ini semua menjadi kebutuhan prioritas atau memang hanya sekedar gaya hidup yang konsumtif?
Self Reward Kebanyakan Orang
Muncul dilema, apa benar ini hanya sebuah self reward? Terkadang, reward yang diberikan pada diri sendiri bukan berdasarkan pencapaian yang telah dilakukan, tetapi melainkan sebuah pelampiasan dari tekanan sosial yang sehingga masyarakat merasa perlu untuk memberi apresiasi untuk diri sendiri. Entah bagaimanapun caranya, baik shopping, menghamburkan uang, membeli barang-barang yang tidak begitu dibutuhkan, yang terpenting diri kita merasa puas.

Media sosial menjadi alat pendukung fenomena self reward ini. Banyak konten yang menyebut kata “healing” atau “self love” sebagai kata pengganti self reward. Dengan adanya media sosial tersebut, masyarakat merasa sulit membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Bagi orang yang sulit mengatur keuangan, mereka akan tetap melakukan self reward tanpa melihat kondisi keuangan mereka. Sehingga, apakah ini sesuai dengan kata “self reward” ?
Baca Juga: Bentuk Self-care, Alasan Orang Dewasa Balik ke Hobi Masa Kecil?
Buat Self Reward Lebih Positif
Alih-alih membeli barang yang tidak perlu dibutuhkan atau jalan-jalan tanpa tujuan, self reward dapat dilakukan dengan cara yang lebih baik. Self reward dengan mengenal diri lebih jauh akan lebih menarik dan bermanfaat. Meluangkan waktu untuk melakukan hobi kita, berkumpul dengan keluarga akan menjadi aktivitas yang bermanfaat. Tidak harus selalu beli ini itu, self reward juga bisa datang dari rasa kepuasan psikologi.

Menjadi prioritas atau gaya hidup konsumtif, semua tergantung bagaimana kita memaknai arti “self reward” itu sendiri. Fenomena ini akan bermakna apabila kita bisa menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan.